Selamat Datang!!

Bagi yang berhasil menemukan blog ini, berarti antum sampai di hati saya, dimana semua kata yang tak pernah terucap dan semua rasa yang tak pernah tersingkap, ditulis, dalam sajak yang sederhana, dan harap bijaksana dalam melihat ini semua.....
by : Havid Aqoma KHoiruddin

Pengalaman Sejengkal dengan "neraka"

mungkin judulnya agak seram ya -_-, tapi ini murni pengalaman yang di dapat di penelitian skripsi semester ini. Mungkin hanya pengen sharing aja, bukan sharing sulitnya penelitian yang aku jalani, ntar jatuhnya curhat,hehe, tapi bagaimana pengalaman "bergaul" dengan suhu2 tinggi selama penelitian yang aku jalani. :)
Btw, penelitian aku sekarang itu tentang investment casting , aku gak mau menjelaskan banyak, tapi ntar bikin bingung lagi, padahal bukan itu pokoknya di tulisan ini, hehe, pokoknya jurus atau salah satu cara pengecoran logam buat produk yang butuh presisi tinggi seperti turbin blade..
nih penampakannya gan

 http://www.castingquality.com/wp-content/uploads/2009/05/investment-process.gif

Mungkin kembali lagi ke judulnya, pengalaman aku dalam penelitian yang bergaul dengan suhu2 tinggi, misalnya bergaul di suhu 800-1000 derajat C, sebenarnya kembali menyentuh pikiran aku, dan mengingatkan kembali akan siksa neraka. :(
Kalau teman2 bisa bayangkan(mungkin anak2 metal tahu lah ya), saat kita langsung berhadapan dengan suhu2 tinggi, dan aku pernah di suhu 800, 700, dan pernah sampai 1000 dimana lingkungan yang "cuman" 800-1000 derajat itu bagi aku terasa cukup membuat "ngeri",
apalagi tadi yang antara tanganku dan cetakan keramik yang bersuhu 800 itu hanya terpisah oleh serat silika,
hawa2 panas yang datang dengan energi yang besar, (kalau mau hitung, ada tuh rumus fisika nya W=eoAT^4/t),
terus di telinga terdengar suara2 letupan2 dan retakan2 (krecek2 gitu) saking hawa panasnya itu membakar udara sekitar.
Sangat mengerikan kalau aku membayangkan tangan yang mungil ini kena benda dengan suhu 800 derajat, langsung menguap kali ya kulit, daging, dan darahku -_-"
aku jadi merenung dan sedikit berpikir, gimana panasnya neraka ya, dimana badan ini yang hanya kena knalpot aja langsung kapalan -_-", tapi suhu di neraka itu berjuta2 kali lipat dari yang aku alami tadi yang "cuman" 800 derajat.
neraka memang tempat yang akan kita singgahi jika kita berlumur dosa, tapi mau sampai kapan kita di neraka, yang 1 hari di akhirat itu sama dengan 100 tahun di dunia. "Sadis, hidup kita itu tidak ada satu hari nya di akhirat broo", terus apa kita rela berbuat dosa di dunia tapi disika di neraka sebanyak kesempatan hidup kita di dunia, padahal itu dosa kecil.
begitulah bro n sis, pengalaman bergaul dengan "neraka" boongan lah istilahnya, tapi udah kayak gitu ngerinya, semoga teman2 dapat mengambil pelajaran juga, kalau belum bergaul dengan benda2 panas tinggi, sekali2 lah boleh teman2 main ke dept metal,hehe, sehingga kita jadinya menjadi takut lah berbuat dosa, karena minimal udah mencicipi benda dan suasana dengan suhu yang sangat tinggi, dan sudah pasti NERAKA itu jauh jauh jauh lebih PANAS membara..

Tak Sekedar Sebuah Pertemuan

Pertemuan itu sungguh menyenangkan
Disetiap minggu kita saling mengingat kebaikan
saling mengingat untuk kembali ke Rabb
bertemu wajah-wajah saudara kita
yang seiman dan bersama dalam jalan dakwah ini
terasa sangat menyenangkan
melihat raut raut wajah semangat untuk terus berjuang dalam dakwah
Namun di tiap minggu itu
bukan sekedar pertemuan biasa
bukan hanya bertemu untuk mendengar taujih dari sang Murabbi
tapi di pertemuan itu
adalah pertemuan yang istimewa
yang meninggakannya membuat diri tak bisa tidur karenanya
seakan ku ingin di tiap hari
pertemuan itu ada menghiasi hari-hari ku
karena didalamnya
kita bagaikan keluarga
saling menanya kabar
saling menaruh perhatian
seakan satu tubuh
dimana ia kuat
maka seluruh tubuh akan kuat
dimana ia sakit
maka seluruh tubuhnya akan mengalami kesakitan
yang energi ukhuwah itu sangat kuat
merasuk dalam jiwa dan hati ini
menghasilkan energi semangat, optimisme, dan daya dobrak dakwah yang kuat
seakan ruh dalam jasad ini tak pernah sendiri
seakan perjuangan ini tak pernah kesepian
walau tak tahu kapan ujung perjuangan ini
tapi energi ini seakan tak ada ujung
maka akan selalu ku rindu pertemuan itu
karena memang
pertemuan itu sangat istimewa


Terinspirasi dari Ust. BT di tengah rintik-rintik hujan di suatu malam

by Havid Aqoma Khoiruddin

Tatapan itu...

Kemanakah tatapan itu yang dulu
dalamnya pandangan mata yang penuh keimanan
dimana terpancar cahaya semangat
tak pernah kulupa tatapan itu
sebab matamu terasa berbeda
selalu ada keteduhan di setiap pandanganmu
yang membuat hati ini
menjadi luluh tak berdaya
merasakan kesejukan dan ketentraman
seakan hatiku merasuk
merasakan bagaimana kehangatan cahaya keimanan
namun dimana itu semua
sekarang tatapan mu itu hanya seakan kosong belaka
tak kurasa seperti dulu
dingin
hampa
walau sekejap
dulu terasa sekali tatapanmu
hingga ku tak berani bertatapan denganmu
apakah kau sedang futur?
apakah kau sedang jauh dengan Allah sebagai Tuhanmu?
apakah kau tak lagi melantunkan ayat2Nya?
atau kau tak lagi sering berduaan dengan Nya di sepertiga waktu malam?
semoga kau kan kembali
bersama tatapan mu yang dulu

(di suatu senja, di hari Rabu)

Dimanakah pemuda itu?

Dimanakah sosok pemuda itu dulu
selalu bersemangat di kesehariaannya
memberikan senyumannya pada setiap orang
pribadi yang hangat nan menentramkan
tiada lagi kulihat
semburat seakan cahaya yang keluar dari pancaran wajahnya
padahal dahulu
dengan melihat wajahnya
dapat mengingatkan ku akan Tuhanku
Dimanakah sosok pemuda itu dulu
yang begitu jenius dalam belajar
bersemangat dalam setiap pelajaran
seakan, ia diberkahi ilmu laduni oleh Tuhannya
Dimanakah sosok pemuda itu dulu
yang tidak pernah patah semangat
selalu tak pernah letih menimba amanah demi amanah
seakan tiada waktu istirahat untuknya
yang serpertiga malanya juga selalu ia sempatkan 
tuk berdialog dengan Tuhannya
dimana aliran air mata selalu jatuh
membasahi tempat sholatnya
karena mengingat dosa dosanya
Dimanakah sosok pemuda itu dulu
yang sekarang telah hilang dari kebanyakan para pemuda
pejuang dakwah, 
penegak keadilan, 
pensyiar agama Allah ini
Dimana
Semoga masih walau masih memulai
dari diri sendiri

Energi Ukhuwah

Ukhuwah tak sekedar persaudaraan
Disana ada cinta
cinta yang membuncah di dada
seiring dengan perjuangan dakwah yang kian berat
seakan membelah diri dan jiwa
namun ukhuwah membuat itu bak hampa
membawa energi yang menggairahkan
dalam kelesuan jalan dakwah yang panjang
seakan ukhuwah membawa harapan
akan tujuan dan cita-cita kejayaan Islam yang kita dambakan
mungkin hidup kita kan berakhir di dunia
dimana jalan yang panjang yg terlewati
harus berhenti di persimpangan jalan
namun ukhuwah membuat itu bak jalan tiada kan berakhir
meneruskan estafet perjuangan yang tiada kenal lelah
hingga sampailah kita ke tujuan semuanya
walau kadang badan ini hancur 
Ukhuwah dgn tekun menyusunnya 
hingga sampai peristirahatan kita
yaitu surga Allah yang indah


Cinta Ilahi

Wahai pemilik jiwaku
baru kusadari atas segala nikmatMu
cinta yang Engkau anugrahkan
melekat erat di hati ini
tumbuh subur menenangkan gelisah
menghilangkan segala resah
menyejukkan jiwa jiwa yang membara
jika memang cinta ini membakar habis diriku
biarkanlah itu di jalan jihadMu
hingga ku menjadi syahid karenanya
jika memang cinta ini harus ku tumpahkan
biarkanlah kepada seseorang yg Engkau siapkan
hingga ku bahagia di akhirat bersamanya
Ya Allah
cinta ini adalah pemberian Mu
harta ini adalah titipan dari Mu
hidup ini adalah amanah dari Mu
cinta kepada Mu adalah hidupku
saat Engkau mencintaiku adalah segalanya bagiku
Ridhoilah cintaku ya Allah
amin....


by Havid Aqoma Khoiruddin
@sekret FUSI FTUI
26042012 12:12



Allah Maha Tinggi

Ku hanya manusia biasa
yang diciptakan oleh Mu ya hanya seorang manusia
terkadang merasa sombong
angkuh
dan merasa punya harga diri tinggi
tapi bukankah ku hanya manusia biasa
yang segala upaya dan harta adalah titipan dari Mu
untuk ku hidup di dunia
yang lagi lagi dunia ini Engkau yang ciptakan
saat ku hirup udara pagi nan segar
lagi lagi udara itu, Engkau yang ciptakan
apakah pantas ku merasa sombong
apa pantas ku merasa berharga diri tinggi
jika untuk hidup saja
ku bergantung pada kuasa Mu
ya Allah
maafkan aku atas khilafku
ku memang makhluk terendah di hadapanMu
karena ku masih mengemis ngemis 
untuk sekedar hidup di duniaMu


by Havid Aqoma Khoiruddin

Diam

ku ingin mencintaimu dengan sederhananya diriku 

dalam diamnya semua tingkahku

bahwa betapa dalamnya cintaku padamu

tak dapat ku lukis dengan indah 

gelombang cinta yang telah menggemuruh 

hanya bisa kusimpan dalam dada

biarlah kesederhanaan ini menjadi saksi

bahwa yang ku ingin adalah cinta Sang Pencinta 

biarlah semua serba rahasia

biarlah

mungkin sekarang tak ada apa apa 

hanya bisa berharap suatu saat kita kan bersama

dalam naungan cinta Nya